Sang kelana tiba di bibir pantai
Tampak ombak menyambut datang
Nyiur lambai langit kota mangga
Mentari terik menjamu cakrawala
Singkaplah cahaya berpedaran
Permaisuri langit bangun dari tidurnya
Sang kelana menyebutnya senja
Tetiba angin sepoi berbisik di telinga
“Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?”
Mendongak takjub berderai puji Cipta-Nya
Nian mata tertahan menatap langit
Datanglah sepasang belibis memadu kasih
Saling kejar tak risau dipandang mata
Ah… ternyata kota mangga menyimpan jejak surgawi
Tepat di dasar hati mengalun rindu
Mengingat mawar tumbuh di kota mangga
Mendiang rasa hadir di tempat ini
Mengajak waktu enggan beranjak
Biarkan rasa ini tertinggal
Bersama ratusan mil disekat jarak.
-Ucu Supriadi-
Kota Mangga, 14 Juli 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar