Index Labels

Musa dan Mantra Ajaibnya

Posted by Ucu Supriadi
Musa adalah anak kecil seperti bocah pada umumnya, yang masih suka bermain dan bercanda. Seperti anak-anak seusianya, ia masih polos, dan bahkan saat di depan audiens sekalipun belum bisa duduk manis "anteng" layaknya orang dewasa.
Di samping itu, metode tahfidz yang diterapkan oleh Ustadz La Ode Abu Hanafi selaku ayah sekaligus guru bagi Musa juga bukanlah manhaj yang benar-benar baru, karena sudah banyak yg menerapkan metode serupa sebelumnya.
Lantas, apa yang membuat Musa berbeda?
Tiada lain adalah cara berpikir Ustadz La Ode Abu Hanafi yang memiliki "Mantra Ajaib" untuk anaknya, yakni  "out of the box"  atau yang kekinian disebut Anti Mainstream, beda dengan umum.
Saat berbenturan antara memikirkan bagaimana dapur agar tetap mengepul, dengan bagaimana agar target tahfidz Musa tetap berjalan, Abinya Musa lebih mementingkan tahfidznya Musa. 
Saat bertabrakan antara memikirkan mendapatkan ijazah pendidikan formal, dengan meraih cita-cita untuk menjadi hafidz, Abinya Musa lebih memilih jalur Home-schooling dan meninggalkan sekolah formal.
Cara berpikir Anti-Mainstream seperti inilah yang menjadi "Mantra Ajaib" bagi Musa, disamping "Mantra-mantra" lain yang menjadikan Musa Luar Biasa seperti sekarang ini. Kesuksesan Abinya Musa dalam mendidik putra sulungnya itu; yaitu maksimal dalam mengerahkan segala daya-upaya dan berani merobohkan hitung-hitugan duniawi serta berani menerobos sekat-sekat pikir yang terkadang menghambat langkah untuk maju. Sekali lagi, ini yang menjadi "Mantra Ajaib" bagi Musa, yakni dorongan kuat dari seorang ayah.
Kita boleh saja memiliki pisau yang sama, tapi berbeda cara mengasah dan menggunakannya, ketajaman pisau kita akan berbeda-beda pula.
Setidaknya itulah kesimpulan terpenting yang dapat saya tangkap, dari puluhan artikel yang pernah saya baca di beberapa media sosial yang ramai memberitakan sosok ajaib, Musa.
Pekan lalu, Musa dan "Mantra Ajaibnya" maksudnya Ayahnya, mengikuti Lomba Hifzul Qur'an Internasional ke-23 di Mesir, yang diikuti oleh 80 peserta dari 60 Negara dan menghadirkan 12 juri kaliber Internasional.
Perlombaan ini merupakan ajang tahunan Mesir yang merupakan laga paling bergengsi di jagat para Huffadz. Dan, Musa telah mampu mengharumkan nama Indonesia dengan meraih juara ketiga untuk cabang lomba di bawah usia 12 tahun. Juga seperti tahun-tahun sebelumnya, pemberian hadiah bagi juara 1,2,3 dijadwalkan akan diserahkan pada malam 27 Ramadhan dalam sebuah peringatan resmi Lailatul Qadar.

Semoga Allah memperbanyak orang-orang seperti Musa di Negeri ini. Karena sebenarnya al-Qur'an merupakan solusi atas segala permasalahan yang ada, termasuk permasalahan yang menimpa negeri tercinta ini. Dan, al-Qur'an sejatinya bukan hanya untuk dibaca dan dihafal, melainkan untuk diterapkan dan diaplikasikan dalam kehidupan. Agar #IslamRahmatanLilAlamin benar-benar terwujud nyata dan sempurna. Bukan hanya kini, tapi untuk esok dan masa depan. Insya Allah. [ucu]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hamba Allah yang fakir akan ilmu, miskin akan amal, dan lancang mengemis Ridha-Nya dengan maksiyat dan dosa. #NovelisMuda

Pujangga Belantara

Info Lomba Menulis

Follow Me