Apakah Abdullah Gymnastiar atau biasa disapa Aa Gym hancur popularitasnya karena
poligami?
Bukan. Lalu apa penyebabnya?
Semua berawal dari Gerakan Membangun Nurani Bangsa (Gema Nusa) yang bertujuan membangkitkan kepekaan dan kepedulian masyarakat terhadap moral bangsa yang dimotori Aa Gym dan didukung oleh MUI, Hidayat Nur Wahid, Dien Syamsudin, dan tokoh lainnya.
Bukan. Lalu apa penyebabnya?
Semua berawal dari Gerakan Membangun Nurani Bangsa (Gema Nusa) yang bertujuan membangkitkan kepekaan dan kepedulian masyarakat terhadap moral bangsa yang dimotori Aa Gym dan didukung oleh MUI, Hidayat Nur Wahid, Dien Syamsudin, dan tokoh lainnya.
Gema Nusa, lahir dari keprihatinan atas krisis
yang bersumber dari krisis moral, kata sang Dai (Aa Gym). Lalu apa hubungannya
dengan AADC 2? Ok, kita simak cikal bakalnya...
Aa Gym awalnya dikenal sosok Dai yang diterima
seluruh lapisan masyarakat. Militer menyambut kehadiran Aa Gym, paspampres
becanda menyebut RI-3, bursa saham mengundang Aa membuka bursa, kalangan
nasrani juga menyambut hangat kehadirannya, bahkan di Ambon ketika konflik.
Pendeknya Aa Gym menjadi Dai kondang tanpa hater saat itu. Akan tetapi semua
berubah ketika Aa mendirikan Gema Nusa dan mulai menyerang karya seni tidak
islami.
Aa Gym menggunakan semua potensinya untuk
menantang film "Buruan Cium Gue" yang rilis Multivision Plus tahun
2004. Hasilnya film tersebut dicabut dari peredaran sekalipun sang produser Ram
Punjabi berusaha mencegahnya.
Langkah Aa Gym membuat pihak yang terancam,
dalam hal ini terutama kelompok seniman yang mengusung Ideologi kebebasan seni,
mulai melihat Aa Gym sebagai potensi bahaya. Lalu seniman pro liberalisme
mengadakan jumpa pers menentang Aa Gym. Saat itu yang menjadi pembicara adalah
Riri Riza (sutradara AADC1 dan kini AADC 2), Ulil Abshar Abdalla (Jaringan
Islam Liberal), dan Ayu Utami (penggagas novel vulgar).
Kelompok yang menamakan diri Eksponen Pendukung
Kebebasan Berekspresi (Ekspresi) membuat pernyataan bersama mengecam penarikan film
BCG. Ada banyak seleb dan tokoh tergabung dalam kelompok pemrotes itu seperti
Nicholas Saputra, Rieke Dyah Pitaloka, Oppie Andaresta, dan Jajang C Noer,
Garin Nugroho, Riri Riza, Mira Lesmana, dan Shanty Harmayn, Nono Anwar Makarim,
Goenawan Muhammad, Ratna Sarumpaet, Debra Yatim, Sitok Srengenge, Yeni Rosa
Damayanti, Ulil Abshar-Abdalla, Ayu Utami, dan Ging Ginanjar. Riri Riza, sang
sutradara AADC, adalah yang paling vokal dalam jumpa pers tersebut.
"Kami menentang langkah sejumlah
pihak,antara lain Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar), Majelis
Ulama Indonesia (MUI), dan KH Abdullah Gymastiar (AA Gym) yang menyatakan sikap
mereka terhadap film Buruan Cium Gue! (BCG!) melalui tekanan, ancaman, dan
penghakiman sepihak dengan mengatasnamakanmoral bangsa." Demikian kata
Riri Riza.
"Seni membutuhkan kebebasan mutlak, kalau
kebebasan tersebut ditutup, kreativitas seni akan terancam. "Kata
"cium" yang disamakan dengan kata "zina" menurut Riri
merupakan suatu hal yang berlebihan.
"Itu kan hanya istilah dari agama tertentu
saja (Islam). "Kesannya kalau cuma mewakili ajaran Islam saja TIDAK
PENTING dipertimbangkan. Jumpa pers tersebut adalah kali pertama Aa Gym
diserang secara publik dan kemudian mulai memicu semacam gerakan tersembunyi
yang ingin menjatuhkan sang Dai kondang tersebut.
Jadi delik poligami Aa Gym lah yang tepat
dijadikan momen saat itu untuk menjatuhkannya. Tanpa poligami pun Aa sedang
diincar dan dicari cara agar jatuh. Terlepas setuju atau tidak setuju kalian
dengan poligami, di sini kita seharusnya TETAP BERGERAK melanjutkan perjuangan beliau
untuk menolak karya seni tidak Islami, dan parahnya pergerakan yang dipelopori
Aa Gym saat itu kini malah terbenam, bahkan mereka yang sudah paham Islam bukan
menggugat, justeru menjadi penikmat, dengan ikut-ikutan menikmati karya seni
tidak Islami tersebut, di sini khususnya film AADC 2 yang lagi ngetren alias
kekinian.
Lihatlah, banyak generasi muda hari ini terbius
dengan film AADC 2, walaupun (menurut saya) film AADC 2 ini tak lebih hanyalah
film dagelan yang miskin nilai edukatif dan pembelajaran. Bahkan film AADC 2 telah
menelan korban moral yang tidak sedikit, sangat dahsyat. Gimana tidak miris, mereka
yang telah menonton film AADC 2 pasti merasa terilhami untuk meniru adegan ciuman
rangga dengan cinta, yang katanya hampir tiga kali tersebut.
Parahnya, kini tidak ada lagi Dai yang berani
bersuara. Dulu, Buruan Cium Gue boleh kalah oleh Aa Gym. Tapi kini, Riri Riza
sukses menghadirkan adegan ciuman tiga kali dalam AADC 2. Mungkin Riri Riza
lupa dalam jumpa pers saat itu, dia berkata tentang sensor
film,"Penontonlah yang harus disaring. Misalnya, penonton Buruan Cium Gue
harus telah berusia 21 tahun. Yang melanggar peraturan tersebut akan dikenai
sanksi."
Kenyatannya, tiga kali ciuman hot dalam film AADC
2 sengaja olehnya dimunculkan, dan film ini disuguhkan untuk 13 tahun ke atas.
Kaum liberal menang dan muslimin kalah! Film liberal unggul, film Islami kalah!
Film Comic 8 yang
mengumbar buka aurat, cinta sesama jenis dan humor porno dan jorok, sukses di
pasaran. Seratus ribu lebih penonton di hari pertama.
Film AADC 2 yang mengusung kebebasan dalam pacaran (pergaulan bebas) sukses di pasaran. Lebih dari 200.000 penonton di hari pertama.
Sebaliknya film Kalam Kalam langit yang mempromosikan Quran hanya di tonton 20 ribuan saja. selama tayang.
Film Dreams (Fatin) yang mengusung impian, hanya ditonton kurang dari 10 ribu.
Atau film Super Didi tentang ayah dan suami yang bertanggung jawab hanya ditonton tak sampai 50 ribuan
Atau Surat Cinta Untuk Kartini yang romantis tanpa mengumbar syahwat hanya meraih 80 ribuan penonton.
Kalau ini dibiarkan produser film bisa kapok membuat film islami dan sebaliknya film yang mengabaikan ajaran Islam akan melesat dan akibatnya kita kehilangan banyak generasi karena tidak punya hiburan yang mendidik.
Anggy Umbara di film comic 8 begitu sukses ketika membuat film 3 bernuansa religi dan juga sangat digarap apik, gagal di pasaran.
Perjuangan Anda dikalahkan, Aa Gym!
Juga perjuangan MUI, Hidayat Nur Wahid, Anda kalah.
Akui saja film islami hanyalah produk gagal!
Bahkan muslimah berjilbab saja tidak menonton film islami.
Mungkin itu kata kaum liberal.
Apakah perlu dakwah lewat film?
Dakwah di masjid dan pengajian dihadiri oleh mereka yang ingin mendalami agama, tapi dakwah di bioskop lebih menyebar luas karena bisa meraih orang yang jauh dari masjid dan pengajian dan disampaikan dengan cara menarik.
Buat Anda yang peduli dakwah dan generasi islami, apakah akan biarkan seni islami dikalahkan lagi dan lagi hingga akhirnya hancur sendiri?
Film AADC 2 yang mengusung kebebasan dalam pacaran (pergaulan bebas) sukses di pasaran. Lebih dari 200.000 penonton di hari pertama.
Sebaliknya film Kalam Kalam langit yang mempromosikan Quran hanya di tonton 20 ribuan saja. selama tayang.
Film Dreams (Fatin) yang mengusung impian, hanya ditonton kurang dari 10 ribu.
Atau film Super Didi tentang ayah dan suami yang bertanggung jawab hanya ditonton tak sampai 50 ribuan
Atau Surat Cinta Untuk Kartini yang romantis tanpa mengumbar syahwat hanya meraih 80 ribuan penonton.
Kalau ini dibiarkan produser film bisa kapok membuat film islami dan sebaliknya film yang mengabaikan ajaran Islam akan melesat dan akibatnya kita kehilangan banyak generasi karena tidak punya hiburan yang mendidik.
Anggy Umbara di film comic 8 begitu sukses ketika membuat film 3 bernuansa religi dan juga sangat digarap apik, gagal di pasaran.
Perjuangan Anda dikalahkan, Aa Gym!
Juga perjuangan MUI, Hidayat Nur Wahid, Anda kalah.
Akui saja film islami hanyalah produk gagal!
Bahkan muslimah berjilbab saja tidak menonton film islami.
Mungkin itu kata kaum liberal.
Apakah perlu dakwah lewat film?
Dakwah di masjid dan pengajian dihadiri oleh mereka yang ingin mendalami agama, tapi dakwah di bioskop lebih menyebar luas karena bisa meraih orang yang jauh dari masjid dan pengajian dan disampaikan dengan cara menarik.
Buat Anda yang peduli dakwah dan generasi islami, apakah akan biarkan seni islami dikalahkan lagi dan lagi hingga akhirnya hancur sendiri?
Pertanyaannya. Di manakah sosok baru seperti Aa
Gym dahulu? Yang berani bersuara untuk kebenaran. Sekalipun popularitas, celaan,
makian bahkan benturan fisik akan menjadi resiko atas suara kebenaran tersebut.
Benarlah apa yang dikatakan oleh Sahabat Ali
Ra. “Kemaksiyatan akan terus ada. Bukan karena banyaknya orang-orang jahat,
tapi karena DIAMNYA orang baik.”
Berdiri, suarakan yang benar!
izin share...
BalasHapusSilakan...
Hapus