Cerpen 5 menit di bilik suara, 5
tahun menanggung dosa. Saya buat sehabis subuh (09/04/2014) dan sengaja pula saya buat untuk
mengingatkan kita semua. Khususnya saya pribadi. Bahwa selama Khilafah belum tegak
dan belum memayungi ummat, maka selama itu pula “Dosa Investasi” terus mengalir dan terpikul-kan pada benak-benak
kaum muslim. Baik laki-laki maupun perempuan. Tanpa kecuali.
Saya ingin mengajukan sebuah cerita
tentang seorang pezina ketika dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. Baca sampai selesai ya! nanti berikan komentarmu! Dan kalau
bermanfa’at. Silakan share!
Dengan nada tinggi dan suara yang
mengguruh. Allah memanggil seorang pezina yang dimana langkahnya itu terlihat gontai
dan tertekuk. Raut wajahnya pun memancarkan kemuraman luar biasa. Giginya menyeringai menggigil. Menandakan Ia ketakutan
karena akan mengalami siksa yang teramat pedih dan perih dari Allah.
“Wahai Makhluk yang hina lagi mendustakan. Apakah kau tidak mengetahui
bahwa hukum berzina itu adalah haram dan termasuk dosa besar?!”
Dengan terbata si pezina berusaha
menjawab.
“Wahai Rabb. Ini tidak sepenuhnya salah Hamba, karena saat itu aparat keamanan
yang ada di negeri Hamba tidak menghukum Hamba. Jadi salahkan pula aparat
keamanan yang ada di negeri Hamba. Karena mereka tidak menghukum Hamba dan para
pezina lainnya. Sehingga mengakibatkan Hamba dan para pezina lainnya keenakkan
dan semakin maraknya kasus-kasus perzinahan di negeri Hamba. Karena tadi, tidak
ada hukuman bagi pelaku perzinahan.”
Mendengar jawaban dari si pezina,
Allah pun menyuruh Malaikat Jabaniyah untuk mendatangkan aparat keamanan yang
ada di negeri si pezina tersebut. Untuk di mintai pertanggung jawaban.
Datanglah para aparat kemanan
tersebut. Langkah dan raut wajah dari mereka tidak terlalu jauh dengan mimik si
pezina waktu tadi.
“Wahai Makhluk kerdil lagi
mendustakan. Selama kalian hidup, kenapa kalian tidak menghukum para pezina di
negeri kalian?!”
Dengan keringat yang mengucur deras karena
takut. Satu dari mereka menjawab.
“Wahai Rabb. Karena di dalam undang-undang yang ada di negeri Kami, tidak
ada pasal yang mewajibkan bahwa si pezina itu harus di hukum. Karena mereka
melakukannya suka sama suka, tidak ada paksaan. Baru kalau mereka melakukan
pemerkosaan, akan kami hukum, karena di dalam undang-undang di negeri Kami, ada
pasalnya yang mewajibkan pelaku pemerkosaan harus di hukum. Karena pemerkosaan
dilakukannya atas dasar paksaan. Jadi bukan salah kami, tapi salahkan mereka
yang membuat undang-undang tersebut, kenapa tidak ada pasal yang mewajibkan si
pelaku perzinahan harus di hukum?”
Mendengar pembelaan dari aparat
kemanan tersebut. Allah pun kembali memerintahkan kepada Malaikat Jabaniyah
untuk mendatangkan orang-orang yang membuat undang-undang tersebut.
Datanglah satu per satu orang-orang
yang membuat undang-undang di negeri si
pezina tersebut. Wajah mereka terlihat hitam pekat. Penuh kehinaan karena baru saja
diangkat oleh Malaikat Jabaniyah dari neraka jahanam.
“Wahai Makhluk dungu lagi mendustakan. Kenapa kalian tidak membuat pasal
dalam undang-undang yang kalian buat, untuk di dalamnya mewajibkan hukuman yang
berat bagi pelaku perzinahan?!”
Si pemimpin yang ada di negeri si
pezina tersebut-lah yang menjawab. Dengan tangan dan bibir yang bergetar. Ia tertunduk sambil berkata.
“Wahai Rabb. Kami hanya menjalankan amanah dari Rakyat. Kami tidak akan membuat
dan menjalankan undang-undang tersebut jikalau rakyat tidak memilih kami. Jadi
salahkanlah orang-orang yang telah memilih kami.”
Mendengar kembali pembelaan dari si pemimpin
negeri tersebut. Allah dengan Murka-Nya memerintahkan untuk ketiga kalinya pada
Malaikat Jabaniyah untuk memanggil rakyat-rakyat yang memilih mereka.
Nah lho. Termasukkah nanti kita di dalam
barisan rakyat tersebut?
‘Audzu Billah. Aku berlindung pada
Allah. Kalau kamu gimana? Udah mampir ke TPS (Tempat Pengokohan Sekuler)?
INGET LHO! “5 MENIT DI BILIK SUARA. 5 TAHUN MENANGGUNG DOSA!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar