Huhuy! Kesannya gimanaa gitu. Bukan
sulap bukan sihir, dan ini juga bukan judul film tandingan Eiffel, I'm in
Love..he.he. Ini sekadar judul yang semoga saja ‘efek'-nya bisa lebih dalem
lagi tentang perasaan cinta kita kepada Islam. Tul nggak sih? Moga juga bikin
kamu tambah kesengsem kepada Islam. Karena apa? Karena jatuh cinta sama Islam
bikin segalanya tampak indah. Bener lho, kagak bo'ong!
Sobat muda muslim, banyak jalan untuk
jatuh cinta. Banyak ragam cara kita menemu-kan cinta. Itu sebabnya, nggak usah
heran bila akhirnya banyak pula yang langsung lengket-masket kepada apa yang
dia cintai. Jatuh hati setengah mati.
Nah, ngomong-ngomong soal Islam,
ternyata banyak manusia yang tergoda dan akhirnya tulus mencintai agama Allah
yang risalahnya dibawa Nabi Muhammad Sallallahu'alaihi wa Salam. Abisnya,
pesona Islam bikin hidup lebih hidup sih. Jadi, siapa pula yang tega
menelantarkannya? Kayaknya itu hanya bisa dilakukan oleh mereka yang nggak
kenal sama Islam dan satu lagi, yang membenci Islam. Setuju? Kudu! (maksa
banget neh, hehe!)
Tipe yang manakah kamu? Kayaknya masih
mending deh kalo sekadar belum kenal sama Islam. Itu bisa kita upayakan untuk
mengenal-nya lebih dekat, lebih dalem, dan lebih intim. Kata pepatah, “tak
kenal maka ta'aruf” Hehehe.. Bener dong. Kalo nggak kenal ya, kita kenalan.
Biar tambah kenal. Terus, ujungnya kita bisa sayang tuh. Betul?
Sobat muda muslim, bagaimana rasanya
orang yang sedang dirundung rasa suka? Wuih, kayaknya kamu mah udah paham
banget di level ini. Bawaannya seneng mulu kan? Bikin kita enak tidur dan enak
makan kan? Bisa juga kita bangga memilikinya kan? Bahkan sangat boleh jadi kita
bakalan rela berkorban demi cinta kita kepada yang sedang kita cintai. Nggak
cuma rela ngorbanin perasaan, tapi ikhlas dan ridho kalo harus mengorbankan
nyawa yang cuma satu-satunya ini. Bener lho.
Islam, agama yang sudah malang-melintang
selama lebih dari 14 abad ini banyak yang mencintainya, meski kudu diakui bahwa
banyak juga yang membencinya. Kenapa? Karena kehadirannya bagi yang memiliki
akal sehat dan nalar yang cerdas, Islam adalah sebuah kenikmatan luar biasa.
Tapi bagi mereka yang akalnya turun sampai ke jempol kaki, dan nalarnya
jongkok, ditambah hawa nafsu yang menjadi panglimanya, maka Islam layak untuk
dibenci. Jadi, ini bergantung sudut pandang dan tentunya keimanan saja. Memang
benar, bahwa kita harus menilai sesuatu itu secara objektif. Sebab kalo berat
sebelah, itu namanya subjektif. Nggak cocok jadi wasit neh. Hehe.. Buktinya?
Jangan heran kalo kecintaan kita yang berlebih kepada seseorang, akan
menggelapkan penilaian kita kepadanya. Kalo cinta udah terpatri di dada, kita
bisa dikalahkan oleh cinta. Celakanya, kalo pun doi berbuat salah, rasanya
nggak pantes untuk dikasih masukan berupa saran dan kritik. Celaka ‘kali dikau,
bah! Sebaliknya juga sama, kalo kita udah benci sama seseorang, rasanya orang
tersebut pasti salah aja di mata kita. Meski adakalanya dia memiliki kebenaran.
Nah, jangan sampe kita seperti itu.
Tapi Broooh, cinta kita kepada Islam,
ini persoalan yang lain daripada yang lain. Karena apa? Karena Islam adalah
agama yang dijamin kebenarannya oleh Allah. Agama ini diemban risalahnya oleh
Nabi Muhammad saw. Jelas, Islam berasal dari sumber yang nggak mungkin lagi
salah. Itu sebabnya, kecintaan kita kepada Islam, bukan lagi menggelapkan mata
istilahnya, tapi mencerahkan hidup kita. Ujungnya, kita akan taat kepada
seluruh ajaran Islam dan bahkan kita ingin menyampaikan kebenaran Islam ini
kepada siapa pun dengan segala kemampuan yang kita miliki. Tentunya, ini
sebagai bukti kecintaan kita kepada Islam, Rasulullah Sallallahu'alaihi wa
salam., dan juga Allah Subhanahu wa Ta'ala. Begitu sobat.
Bukan cinta biasa... Ciyeee
Bukan cinta biasa... Ciyeee
Sobat muda muslim, Salman al-Farisi demi
cintanya kepada kebenaran. Ia rela mencari agama yang sanggup mencerahkan
pikiran dan mengobati kegundahan jiwanya.
From Persia With Love . Yup, boleh dibilang Salman al-Farisi begitu. Sebab, dengan cinta di dada untuk mencari kebenaran, beliau rela jauh-jauh dari Persia berkelana sampe terdampar di Madinah. Bertemu Rasul dan masuk Islam. Kecintaannya kepada Islam mengalahkan kepercayaannya sebagai kaum penyembah api. Yes, Salman meninggalkan agama Majusi (Zoroaster).
From Persia With Love . Yup, boleh dibilang Salman al-Farisi begitu. Sebab, dengan cinta di dada untuk mencari kebenaran, beliau rela jauh-jauh dari Persia berkelana sampe terdampar di Madinah. Bertemu Rasul dan masuk Islam. Kecintaannya kepada Islam mengalahkan kepercayaannya sebagai kaum penyembah api. Yes, Salman meninggalkan agama Majusi (Zoroaster).
Dikau tahu Mush'ab bin ‘Umair? Duh,
sahabat Rasulullah saw. Yang satu ini ridho ninggalin istana megahnya demi
cintanya kepada Islam. Rela mencampakkan pakaian indah dan gelimang harta.
Islam, mampu menenggelamkan segala kenikmatan dunia lainnya.
Mush'ab bin ‘Umair adalah orang pertama yang diutus Rasulullah saw. Untuk membacakan al-Quran, mengajarkan Islam, dan memberi pemahaman agama kepada masyarakat Madinah. Mush'ab menemani 12 orang laki-laki Madinah setelah Bai'at ‘Aqabah pertama.
Mush'ab bin ‘Umair adalah orang pertama yang diutus Rasulullah saw. Untuk membacakan al-Quran, mengajarkan Islam, dan memberi pemahaman agama kepada masyarakat Madinah. Mush'ab menemani 12 orang laki-laki Madinah setelah Bai'at ‘Aqabah pertama.
Alhamdulillah, Islam kemudian tersebar
cepat di Madinah, hingga membuat Rasulullah Sallallahu'alaihi wa salam gembira
dan memikirkan untuk hijrah ke sana sekaligus menerapkan Islam sebagai ideologi
negara. Subhanallah , begitulah jika cinta sudah terpatri kuat di hati. Islam
memang layak kita cintai, kita bela, dan kita perjuangkan.
Drama ke-hidupan bersama Islam yang
dimainkan para sahabat Rasulullah Sallallahu'alaihi wa salam dalam membela
Allah, Rasul-Nya, dan tentunya juga Islam sungguh sangat mengagumkan. Suatu
ketika Zaid bin Datsinah bersama lima sahabat lainya diutus Rasulullah menemani
sekelompok kecil kabilah untuk mengajarkan Islam ke kabilah yang bertetangga
dengan Bani Hudzail tersebut. Waktu itu, negara Islam sudah berdiri.
Kejadiannya pasca Perang Uhud. Sayangnya, enam utusan Rasulullah saw. Itu dikhianati.
Tiga di antaranya syahid. Tiga lagi menjadi tawanan dan dijadikan budak untuk
dijual (termasuk Zaid bin Datsinah). Waktu itu, Zaid hendak dibeli oleh Shafwan
bin Umayyah, untuk kemudian dibunuh sebagai balasan atas kematian ayahnya,
Umayyah bin Khalaf, yang tewas di tangan kaum Muslimin saat Perang Badar. Bales
dendam nih ceritanya.
Zaid ditanya oleh Abu Sufyan: “Hai Zaid,
aku telah mengadukanmu kepada Allah. Sekarang, apakah engkau senang Muhammad
berada di tangan kami menggantikan tem-patmu, lalu engkau memenggal lehernya
dan engkau kembali kepada keluargamu?”
“Demi Allah!” Jawab Zaid lantang, “Aku tidak rela Muhammad menempati suatu tempat yang akan dihantam jerat yang menyiksanya, sementara aku duduk-duduk dengan keluargaku.”
“Demi Allah!” Jawab Zaid lantang, “Aku tidak rela Muhammad menempati suatu tempat yang akan dihantam jerat yang menyiksanya, sementara aku duduk-duduk dengan keluargaku.”
Abu Sufyan terkesan banget tuh dengan
kata-kata Zaid. Bibirnya menyungingkan senyuman sinis sambil bilang, “Aku tidak
pernah melihat seseorang yang mencintai sahabatnya seperti kecintaan
sahabat-sahabat Muham-mad,” kata Abu Sufyan geram di tengah kekagumannya.
Kemudian, Zaid pun dibunuh. Subhanallah , ini memang bukan cinta biasa.
Membela dan memperjuangkan Islam,
sebagai bentuk kecintaan kepada agama Allah ini, membuat Khubaib, temannya Zaid
yang juga diutus Rasulullah dalam misi tersebut, rela melepaskan nyawanya.
Sebelum syahid, beliau memandang musuh-musuh Allah dengan marah sambil
meneriakkan doa, “Ya Allah, sesung-guhnya telah sampai kepada kami risalah
Rasul-Mu, maka besok sampaikan kepadanya apa yang membuat kami demikian. Ya
Allah, hitunglah (bilangan) mereka (dan lemparkan mereka) berkali-kali,
bunuhlah mereka dengan sekali lumat, dan janganlah Engkau biarkan mereka hidup
seorang pun dari mereka!” Mendengar teriakan Khubaib, mereka menjadi gemetar.
Dengung suara itu seolah merobek-robek nyawa mereka. Kemudian, Khubaib pun
dibunuh.
Ini baru sahabat Rasulullah saw. Bagai-mana dengan Rasulullah saw.? Ini salah satu kisahnya. Simak yaw…
Ini baru sahabat Rasulullah saw. Bagai-mana dengan Rasulullah saw.? Ini salah satu kisahnya. Simak yaw…
Aisyah ra. Bercerita tentang Rasulullah
saw. Setelah didesak oleh Abdullah bin Umar. Apa yang diceritakan Ummul
Mukminin Aisyah ra? Beliau menceritakan sepotong kisah bersama Rasulullah saw.
( Tafsir Ibnu Katsir, I: 1441 ): “Pada suatu malam, ketika dia tidur bersamaku
dan kulitnya sudah ber-sentuhan dengan kulitku, dia ber-kata, “Ya, Aisyah,
izinkan aku ber-ibadah kepada Rabbku.” Aku ber-kata, “Aku sesung-guhnya senang
me-rapat denganmu, tetapi aku senang meli-hatmu beribadah kepada Rabbmu.”Dia
bangkit mengambil gharaba air, lalu berwudhu. Ketika berdiri shalat, kudengar
dia terisak-isak menangis. Kemudian dia duduk membaca al-Quran, juga sambil
menangis sehingga air matanya membasahi janggutnya, ketika dia berbaring, air
matanya mengalir lewat pipinya mambasahi bumi di bawahnya. Pada waktu fajar,
Bilal datang dan masih melihat Nabi saw. Menangis,”Mengapa Anda menangis,
padahal Allah ampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang kemudian?” Tanya Bilal.
“Bukankah aku belum menjadi hamba yang bersyukur. Aku menangis karena malam
tadi turun ayat Ali Imran 190-191. Celakalah orang yang membaca ayat ini dan
tidak memikirkannya.”
Demi cintanya kepada Allah, dan juga
agama ini, Rasulullah saw. Sanggup menge-sampingkan kenikmatan-kenikmatan
lainnya. Subhanallah . Sekali lagi, ini bukan cinta biasa!
Kenali, sayangi dan cintai. Cihuuy !!
Kenali, sayangi dan cintai. Cihuuy !!
Kalo udah kenal, rasa sayang itu dengan
sendirinya akan muncul. Bahkan rasa sayang itu bisa diterjemahkan kebih dalem
lagi, yakni dengan pembelaan dan perjuangan. Hebat sekali bukan? Gimana caranya
kenal sama Islam? Seperti halnya Rasulullah saw. Mengutus Mush'ab bin ‘Umair
untuk mengajarkan Islam, maka satu-satunya cara mengenal Islam adalah dengan
mempelajarinya. Jadi, ngaji. Suer, dengan belajar kita jadi tahu segalanya.
Waktu kita SD, kita nggak tahu huruf abjad, nggak bisa nyebutin angka 1 sampe
10, juga nggak mengenal bagaimana indahnya bersahabat. Itu semua karena kita
mau belajar.
Sobat muda muslim, banyak orang tertarik
dengan Islam, ketika mereka mengetahuinya. Tentunya, me-reka jadi kenal Islam
setelah belajar. Salah satunya Prof. G. Margoliouth dalam De Karacht van den
Islam yang menuliskan, “Pe-nyelidikan telah menun-jukkan, bahwa yang dike-tahui
oleh sarjana-sarjana Eropa tentang falsafah, astronomi, ilmu pasti, dan ilmu
pengeta-huan semacam itu, selama beberapa abad sebelum Renaissance , secara
garis besar datang dari buku-buku Latin yang berasal dari bahasa Arab, dan
Quran-lah yang, walaupun tidak secara langsung, memberikan dorongan pertama
untuk studi-studi itu di antara orang-orang Arab dan kawan-kawan mereka”
Sejarawan Barat, W. Montgomery Watt
menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam
nggak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran
agama. Satu dengan yang lain, dijalankan dalam satu tarikan nafas. Pengamalan
syariat Islam, sama pentingnya dan memiliki prioritas yang sama dengan
riset-riset ilmiah.
Jadi, intinya memang dengan belajar
untuk bisa mengenali Islam. Ujungnya, kita jadi sayang. Jangan kalah dengan
rasa cinta kita kepada lawan jenis aja. Kalo udah seneng sama seseorang yang
kinclong di kelas, pengennya deket, biar bisa tahu rahasia hatinya. Berbagai
cara dilakukan untuk PDKT. Tujuannya? Untuk bisa tahu seberapa pantas ia jadi
calon kita, dan yang penting, seberapa besar ia mencintai kita. Jangan-jangan
kitanya aja yang kegeeran, padahal mah doi nggak cinta seujung rambut pun
kepada kita. Kalo gitu, langsung deh nyanyi . Pupus -nya Dewa. Kasihan deh lo (alias DL) !
Sobat muda muslim, kita kudu yakin lho
kalo mencintai Islam pasti ada untungnya juga. Kita jadi lebih lega, lebih
tenang, dan lebih nyaman dalam menjalani hidup ini. Islam memberikan segalanya
buat kita. Kenikmatan di dunia dan juga di akhirat. Dijamin nggak bakalan
bertepuk sebelah tangan deh kalo kita mencintai Islam, Rasul-Nya, dan juga
Allah Swt. Insya Allah sukses dunia akhirat. Yakin itu.Setiap kita melakukan
perintah yang wajib maupun sunnah, juga memutuskan untuk tidak melakukan
perbuatan haram, insya Allah ada ganjarannya. Inilah okenya Islam. Mulai
sekarang, tancapkan niat untuk belajar mengenal Islam. Sabda Rasulullah saw.:
“Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman
dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar.” (HR
Bukhari)
Nah, kalo udah tahu, kan kita bisa
sayang sama Islam tuh. Kayaknya pantes deh kalo kita tulis besar-besar di depan
meja belajar kita: “Islam, I'm in Love” .
Mengutip beberapa bait dari blog :
Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya dikoyak beban dakwah. Tapi iman di hatinya memancarkan cinta.
Mengajak kita untuk terus berlari.
Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya dikoyak beban dakwah. Tapi iman di hatinya memancarkan cinta.
Mengajak kita untuk terus berlari.
“Teruslah
bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
Kalau iman dan syetan terus bertempur. Pada akhirnya salah satu harus mengalah.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
Kalau iman dan syetan terus bertempur. Pada akhirnya salah satu harus mengalah.
Share ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar